Wahai malaikat tak bersayap, bicaralah
Karena kalimat dalam perkataanmu adalah candu nafasku
Tapi bila enggan kau bicara, maka diamlah
Karena diammu laksana kilau mutiara terpendam di dasar jiwa
Cukuplah senyummu sebagai buluh perindu untukku
Namun menunduklah
Karena tatapanmu seperti hujan cahaya bintang yang menghujam
Wahai malaikat tak bersayap, katakanlah
Tulang rusuk milik siapa yang kelak menyangga dirimu ?
Benar seluruh sifat terpuji menjelma dalam parasmu
Sungguh bagaikan separuh keindahan dunia membalut aura keragaanmu
Pun kepakan sukmamu bertahta agung dalam mulia pesona jiwamu
Andai Siti Julaikha mengizinkan
Kan kugantikan Yusuf dengan namamu
Jikalau Dewi Shinta mempersilahkan
Kan kugantikan Rama dengan panggilanmu
Kiranya ku mampu melihat rupa
Tentang sosok nyata wujud sempurna sang adam
Sejenak sesatku meraba sebuah terka
Atas ketiadaanmu di sini
Untuk temani segala luka dan tunaikan doa-doa
Di ladang pengabdian kepada hati nurani
Hingga langit terbelah
Semburatkan warna merah mawar bak kilauan minyak
Hingga laut membuncah
Luapkan pesona biru hempaskan debur tarian ombak
Hingga tanah bergetar
Semaikan benih-benih kekekalan cinta di lorong-lorong bayang
Dan kau beranjak hilang…
sumber: http://dumalana.com/2012/09/29/kupuja-sampai-jalan-langit-kupuji-hingga-jalur-nadi/
No comments:
Post a Comment