Sunday, September 30, 2012

Arsitektur Pura / Pelinggih / Tempat Suci

Manusia , Arsitektur dan Alam Semesta
Manusia Bali dan alam semesta adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, begitu pula dengan arsitekturnya. Manusia Bali tradisional tinggal di sebuah perkampungan yang ditata dengan pola-pola tertentu mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang mengacu pada alam semesta, yaitu kaidah arah angin Kaja – Kelod, Kauh – Kangin. Dan kaidah sumbu Utama Gunung Agung yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan leluhur suci mereka.
Keberadaan suatu Pura, Tata letak / Pelebahan Pura selalu dipilih diareal Utama Mandala, yang mana tempat tersebut mempunyai Nilai Magis dan Utama, sehingga suasana Hening damai bisa didapatkan umatnya saat melakukan persembahyangan . Untuk lebih pastinya pengaturan tata nilai dibagi menjadi Tri Mandala yaitu Utama, Madya dan Nista Mandala, sedang untuk perwujudan bangunan dibagi menjadi Tri Angga ( Kaki, Badan dan Kepala ) yang diterjemahkan kedalam wujud / bentuk Bangunan.
Konsep kosmologi Bali yang juga dianut dalam arsitektur Bali yang mendasarkan arsitektur pada harmoni dan keselarasan kehidupan. Kosmologi Bali merupakan suatu hirarki yang membagi hubungan manusia Bali dengan alam semesta
Nawa Sanga adalah konsep 9 mata angin yang menjadi pedoman bagi kehidupan keseharian masyarakat Bali. Seperti halnya dengan mata angin arah utara – selatan yang di sebut Kaja – Kelod, dan timur– barat yang disebut kangin – kaluh. Hal ini sangat penting karena orientasi orang Bali terhadap Gunung Agung dan arah terbit matahari menjadi pedoman bagi perletakan Tata Letak Bangunan Pura
Penerapan Ukuran / Sikut Pura Atau Pelinggih.
Pembangunan Sebuah Pura tidak terlepas dari Arsitektur tradisional Bali dengan asta kosala – kosali yang memuat tentang aturan-aturan pembuatan Pura/ Pelinggih. Dalam asta kosala-kosali Sang undagi / Arsitek Pura Dalam asta kosala-kosali terdapat ukuran-ukuran atau dimensi yang didasarkan pada ukuran Seperti Musti, yaitu ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas. Hasta untuk ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka.Depa untuk ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke kanan.
Teknik Konstruksi Dan Material
Konstruksi Bangunan Pura, khusus Bataran atau Tembok dipergunakan dari bahan batu bata, Paras, Pasir Melila atau bahan dari Batu Hitam muntahan Lahar Gunung  Agung.Dan sekarang juga banyak dibuat dari PC atau dari Cetakan yang berbahan baku campuran semen, pasir dan terkadang dikasi batu karang.
Material bangunan yang terdiri dari tiang menggunakan bahan-bahan kayu Utama, seperti kayu Cempaka, atau kayu Majegau, pada pelaksanaannya banyak sekarang digunakan kayu nangka yang mana di Bali disebut kayu Ketewel. Sedangkan konnstruksi yang diterapkan pada bangunan Pura, sama seperti bangunan Arsitektur Bali dengan konsep sambungan Knocdown / anti Gempa.
Material Atap Pelinggih bangunan Pura dipergunakan bahan Ijuk, atau beberapa tempat ada menggunakan alang-alang, sirap atau genteng dan ada juga menggunakan Atap Seng
Ragam Hias Arsitektur Pura
Menggunakan ragam hias khusus di Bebataran Pelinggih diterapkan unsur ragam hias dari Karang Gajah, Simbar dll, sedang ragam hias di Kayu digunakan model lelengisan atau diberikan Ukiran .
Beginilah Batu Tabah Hitam Karangasem , satu-satunya material dari Karangsem, dibuat bangunan Pelinggih, Tepas, Tugu , candi, Tembok Penyengker dan yang lainnya, dengan pertimbangan bahannya sangat awet dan tahan lama, sehingga bisa diwariskan akan secara turun temurun.
Keunggulan Pelinggih Batu tabas di Karangasem, dibuat dari batu yang lebih tebal, sedangkan yang dibuat diluar Karangasem sering menggunakan bahan batu yang dipotong agak Tipis, klo ana belum percaya silahkan jalan-jalan ketempat pembuatnya, coba diperhatikan ketebalan potongan batu yang digunakan. Nah inilah yang menyebabkan sering terjadi selisih harga antara yang dikerjakan di Luar Karangasem.
Sumber: Karang Asem Craft

No comments:

Post a Comment